Pages

Pacaran Syariah ?

Bermacam-macam jenis pacaran bisa ditemukan di sekitar kita, termasuk pacaran dengan embel-embel agama. Ada yang menjalani pacaran dengan semangat keagamaan yang kuat, tetapi ada juga yang menggunakan agama sebagai alat untuk membenarkan perilaku mereka yang sebenarnya tidak bermoral.

Mereka sering menggunakan dalil-dalil agama untuk membenarkan perilaku mereka, seperti mengancam pasangan agar tetap bertahan meskipun sudah tidak nyaman. Mereka juga sering membatasi pasangan mereka dalam hal finansial atau memaksa pasangan mereka melakukan hal-hal yang tidak masuk akal. Selain itu, mereka juga cenderung bertengkar dengan cara yang lebih liar karena mereka takut dipandang negatif oleh orang lain.


Dapat ditemukan di lingkungan sekitarmu dalam skala komunal.

  1. Membangun sekte percintaan syariah tetapi tidak mau disebut munafik.
  2. Di luar konteks percintaan selalu paling getol mengomentari keagamaan seseorang (bahkan cenderung jemawa terhadap aurat orang lain) sementara hipokrit terhadap hubungan percintaannya sendiri.
  3. Si lelaki ber-statement “Pakai pakaian yang menutup aurat! Tubuhmu cuma buat aku aja”.
  4. Si perempuan berkonklusi “Yang penting tahu batasan! Jangan sampe ke ‘bawah’” meskipun ujung-ujungnya berlangganan alat kontrasepsi secara diam-diam, bahkan tidak menggunakannya sama sekali.
  5. Si lelaki mengancam menggunakan dalil-dalil cocokologi agar si perempuan tetap bertahan meskipun sudah tidak nyaman.
  6. Si perempuan mengancam tidak akan memberi ‘jatah’ kalau tidak menuruti permintaan di luar batas kemampuan (finansial) lelakinya.
  7. Tidak sedikit dari mereka yang mengalami toksik yang tidak terungkapkan karena kepalang malu dengan label hubungan syariah yang katanya ‘pacaran yang sehat’.
  8. Gaya bertengkar lebih liar karena terhindar dari praduga orang-orang secara komunal.
  9. Kekangan yang super ultimatum dengan embel-embel agamis.
  10. Ketika putus pun tidak menaikkan level percintaan karena sepanjang masa pacaran yang dipenuhi drama agamis membuat para pelaku tidak mendapatkan ilmu dari esensi pacaran itu sendiri; yaitu memahami lawan jenis secara humanistisrealis, dan biologis.

Berpacaran mode agamis dengan orang agamis benar-benar mengerikan! Selain menistakan agama tertentu (yang mengharamkannya) dan membuktikan bahwa pakaian tertutup bukanlah suatu jaminan, juga tidak tersentuh Pendidikan Seks (Sex Education).

sumber : Jek Nistel - Quora

ABDISR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar