Pages

Alasan Logis, kenapa si 90 an nggak nikah nikah

akhir akhir ini gw sering banget menyerempet serempet soal nikah, di beberapa tulisan terakhir gw, bukan munafik sih, gw juga berada di usia nikah sebenernya, ya mau gimana, pikiran gw lagi kesitu sekarang, ya mungkin kalau gw ngetik di blog ini masih usia 15 thn, ya mungkin bahasannya soal geometric dan aljabaria wkwk, curhat colongan gess,  gpp lah ya, wkwk


Jadi kenapa si anak 90 an nggak nikah nikah, karena mereka mengalami fase menyenangkan 2x berturut turut dan punya tingkat depresi yang tinggi.

di masa kecil kita, kita disuguhkan dengan teknologi sebatas televisi, radio, telpon genggam biasa, hiburan hiburan kita masih sebatas komik komik. dan serangkaian film kartun dari pukul 7 pagi sampai 12 siang, seperti doraemon, chibi marukochan, ninja hatori, dll




permainan tradisional kayak kelereng, petak umpet, layangan, congklak dll masih kita nikmati di sisa sisa akhir di mana globalisasi mulai datang di era 2000 an awal

ketersediaan informasi yang terbatas, menjadikan koran, radio, televisi, majalah jadi yang utama dan kita masih tidak terlalu peduli, dan kalau memang kita mau untuk mendapatkan berita yang lebih luas lagi , kita bisa berdiskusi dengan orang orang, 

ketimbang sosial media sesekarang ini, saat itu warung kopi pun masih sangat hangat hangat nya dengan canda tawa, ibu ibu yang saling gosip tetangganya saat beli sayur mayur, dan lain sebagainya, skarang masih ada sih, walau udah kebagi ke grup wa juga ada katanya wkwk



pertukaran informasi juga terjadi di setiap orang yang silih berganti di angkutan umum, saling bertukar informasi, mendiskusikan hal hal remeh dan saling menertawakan hidup

saat covid19 menyerang akhir akhir ini, kebiasaan kebiasaan yg pudar itu makin pudar, orang orang menjaga jarak, mereka lebih asyik dengan gadget nya, itu menjadi lumrah untuk sekarang, 

dan kita saat itu berfikir, kehidupan seperti ini (masa 90 an) akan terus berlanjut kurang lebih sama, kalau kita flashback ke belakang, orang tua orang tua kita, di usia mereka yang mulai dewasa mereka berfikir, yaudahlah, nggak ada yang asik lagi nih, gitu gitu aja, perbaiki diri deh, ibadah yang rajin, nikah abis itu, punya anak, dll, 



saat itu mungkin ibadah mereka pun tidak terdistrack sama notif notif shopee dan gofood, jadi mereka fokus ibadah, mereka fokus memperbaiki diri, fokus ngumpulin duit, dan akhirnya mereka bisa mempersiapkan diri untuk menikah di usia mereka yang masih muda, mereka spertinya tidak mengalami 2 zaman kesenangan di masa berapi api kayak yang kita alami skarang

terus kita gimana ? di usia kita yang dewasa ini, yang harusnya udah fokus sama hal hal kayak gitu, mempersiapkan diri dll, karena udah puas yang namanya main kelereng, layangan, congklak dll,  malah kedistrack sama kesenangan kesenangan baru , Sosial media yang bermacam macam, smartphone yang makin canggih, makanan minuman yang beragam, segala barang dan jasa yang unik dan menarik mulai mudah untuk didapatkan, hiburan yang harusnya sudah kita bisa redam, malah membangunkan kita kembali



ketika internet mulai menjamur, segala informasi menyenangkan dapat dengan mudah kita ketahui, yaudah, seneng aja lagi, ntar aja deh mikirin yang bgitu bgitu hehehe

budaya berbagi mulai dari keresahan, kesukaan, rasa syukur , hingga foto foto terbaik diberbagai tempat, seolah menjadi ibadah wajib buat kita, orang orang seolah nggak bisa lepas dari sosial media

dan itu pun membuat waktu kita habis yang harusnya bisa fokus memperbaiki diri, fokus sama karir, fokus sama ngumpulin duit dll. jadi terlambat , karena ada hal baru nihh wkwkwk . 

kemudahan dan arus informasi yang tidak lagi dapat dibendung membuat orang orang kewalahan, semua tersaji begitu saja, membuat orang orang kesulitan membatasi dirinya untuk mendapat informasi. 

orang orang akan memiliki kecenderungan harus melakukan dan mengejar banyak hal dalam satu waktu dengan waktu yang sangat terbatas, akibatnya arus lalu lintas dikepala semakin kencang dan mengakibatkan waktu terasa semakin cepat dan terburu buru,




dan kita jadi kyak kurang bersyukur gitu dengan apa yang kita punya sekarang, sampai sampai budaya soal stoikisme itu hadir lagi dan diperkenalkan 

rasanya, dengan derasnya arus informasi itu membuat kita berfikir untuk rehat sejenak dari kesibukan pikiran yang luar biasa, dengan untuk melamun aja deh, nggak usah mikirin apa apa, mau nikmati kopi, senja dan hujan, yang mana di masa orang tua kita, mereka malah melakukan itu lebih sering lho...




suka dukanya gitu ya, terus adik adik kita yang lahir di thn 2000 an, malah banyak yang nikah muda lagi, kenapa coba, kalau u membaca tulisan gw baik baik pasti paham, karena mereka tidak melewati 2 zaman kesenangan lagi, mereka lahir dengan zaman yang baru, mereka dari kecil sudah disuguhkan internet, sosmed, olshop dan hal hal lain yang kita baru aja merasakan ini di usia kita yang udah dewasa, 

mereka di usia dewasanya ya udah bosen, ah gini gini aja, sosmed, tempat tempat bagus, dll, olshop gini gini aja, nggak ada invasi manusia ke planet juga akhir2 ini, yaudah mereka fokus memperbaiki diri, memperbaiki ibadah, fokus karir, dan nikah di usia muda nya, karena kesenangan mereka sudah selesai..



tapi gess , jangan merasa sendiri, gw pun sama kok, terdistrack sama hal hal baru kyak gini, tapi kita si 90 an jadi punya pengalaman yang banyak banget dari kejadian 2 zaman akhir akhir ini, kita jadi punya banyak pandangan dari setiap hal yang kita hadapi, mental kita dilatih banget kan ? wkwkwk

ini nyambung ga sih sama judulnya, kayaknya sudah jauh ya, wkwk 

ada yang mau sharing, atau beda pendapat sama gw, koment aja ya, kita belajar bareng bareng 

yasudah see you next time .. stay classy, 

ABDISR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar